Setelah perubahan nomenklatur dari Lembaga Masyarakat Adat Suku Amungme (LEMASA) dan Lembaga Masyarakat Adat Suku Kamoro (LEMASKO) menjadi yayasan, maka LEMASA dan LEMASKO berubah fungsi menjadi pengawas di wilayah pertambangan bersama PT. Freeport Indonesia. Sehubungan dengan hal tersebut, PT. Freeport Indonesia mengadakan Workshop bersama Universitas Cenderawasih sebagai tindak lanjut atas perubahan tersebut.
Kegiatan Workshop dilaksanakan Jumat (25/10/2019) di ruang rapat pimpinan Universitas Cenderawasih dan dihadiri oleh Vice President Community Relation & Stakeholder Engagement, Stephan Lorenzen, General Superintendent (Arnold Kayame), Head Community Relation (Daniel Perwira Perangin-angin), beserta rombongan dari PT. Freeport Indonesia. Sedangkan dari pihak Universitas Cenderawasih turut hadir Pembantu Rektor IV, Dr. Fredrik Sokoy, S.Sos.,M.Sos., Dr. Vience Tebay serta perwakilan dosen dari FISIP, FEB , FT dan FMIPA.
Menurut Stephan Lorenzen, untuk mendukung kegiatan LEMASA dan LEMASKO yang telah berubah menjadi yayasan, maka perlu ditemukan metodologi yang lebih efektif berupa Monitoring dan Evaluasi dalam pengoptimalisasi peran LEMASA dan LEMASKO sebagai Yayasan pengawas bersama PT. Freeport Indonesia.
Dari pertemuan Workshop ini diharapkan tim dari pihak Uncen dapat menindaklanjuti rencana pencarian methode M&E yang tepat dan efektif dalam perubahan nomenklatur tersebut. (ST)