Pimpinan Fakultas Hukum Universitas Cenderawasih berencana untuk memberikan modal wirausaha kepada mahasiswanya dengan memanfaatkan pesisir danau sentani dengan membuat keramba ikan.
Rencana ini disampaikan oleh Pembantu Dekan III FH yang bertanggung jawab terhadap kegiatan kemahasiswaan dan alumni ketika meninjau lokasi yang akan dipakai untuk pembuatan keramba ikan di Kampung Yoka-Waena, Jumat, 6 Maret 2020.
PD III FH, Dr. Yustus Pondayar,S.H.,M.H mengatakan bahwa saat ini Kewirausahaan sudah menjadi mata kuliah wajib semua fakultas di Uncen, maka FH juga akan mengaplikasikan mata kuliah ini tidak hanya teori saja namun dengan kegiatan wirausaha yang nyata. Tujuannya jelas untuk memberi motivasi bagi mahasiswa agar sejak dini harus melakukan sesuatu yang bermanfaat untuk menghasilkan uang sehingga tidak bergantung dari orang tua.
Peluang usaha harus bisa dilihat dan ditangkap oleh mahasiswa untuk menghasilkan uang yang tentunya akan dapat membantu memenuhi kebutuhan mereka misalnya mebeli buku – buku yang mendukung perkuliahan mereka, jelas Dr. Yustus.
Sebagai Pejabat fakultas yang membidangi kemahasiswaan dan alumni, Dr. Yustus akan melakukan inovasi dalam fakultas hukum terutama bagi kegiatan mahasiswa dalam berwirausaha. Di tahun ini dari Biaya Operasional Perguruan Tinggi (BOPTN) sudah dianggarkan biaya untuk kewirausahaan, salah satu objek usaha adalah keramba ikan di kampung Yoka, pesisir danau Sentani.
Hari ini kami melihat lokasi yang akan dipinjamkan oleh pemilik sekaligus membicarakan tentang besarnya biaya pembuatan keramba dengan ukuran 3×4 meter persegi, jumlah bibit per keramba termasuk harga bibit ikannya, dan yang lebih penting adalah biaya pakan (makanan ikan), dimana rencana wirausaha ini akan dibuat tiga keramba, ungkap Dr. Yustus.
Denis Fatnil selaku pemilik lokasi mengatakan bahwa dirinya siap membantu meminjamkan lokasi untuk kegiatan wirausaha mahasiswa Uncen. Dirinya berbagi pengalaman budidaya ikan air tawar yang telah dirintis oleh ayahnya sejak tahun 90-an ada 12 keramba ikan berukuran 3 x 4 meter persegi. Yang perlu untuk dihitung adalah pakan ikan yang harganya selalu naik setiap bulan dan harga bibit ikan mujair yang variatif dari pemasok, tutur Denis.
Oleh karena harga bibit yang variatif dari setiap pemasok dan harga pakan ikan yang selalu naik setiap bulan, maka Denis menyarankan agar dihitung dulu biaya bibit dan pakan serta harga jaring ukuran 3×4 meter. Sehingga dapat disesuaikan dengan anggaran dapat membuat berapa keramba untuk wirausaha. Bahan kayu untuk tiang pancang, Denis mengaku siap membantu dari miliknya dan siap membantu mendampingi mahasiswa dalam pemeliharaan ikan.
Dalam pembudidayaan yang dilakukan selama 3 bulan untuk panen, dalam satu keramba diisi dengan bibit ikan mujair berumur 1 hingga 2 bulan sebanyak 1000 ekor. Pakan yang diberikan di bulan pertama menghabiskan 2 karung pakan ikan 50 kg/karung. Di bulan kedua menjadi 4 karung, di bulan ketiga sudah 6 karung karena ikan sudah lebih besar dan siap panen.
Budidaya ikan mujair dalam keramba di pesisir danau Sentani ini dapat dilakukan dengan dua cara yaitu keramba yang jaring bawahnya ditanam di dasar danau atau keramba yang digantung. Hasil bududaya dalam kurun waktu setiap tiga bulan dapat dipanen, maka dalam setahun bisa terjadi empat kali panen ikannya. Untuk hasil yang maksimal maka perlu dirawat dengan baik selama masa pembudidayaan. ***
(yt)