Pusat Studi Indo – Pasifik Universitas Cenderawasih menggelar Forum Group Discussion dengan Tema “Indonesia Dalam Pusaran Indo-Pasifik : Posisi Strartegis papua”. FGD bertempat di Hotel Horizon Kotaraja Jayapura, dilaksanakan secara daring dan luring pada hari Jumat, 21 Maret 2025.
FGD dibuka oleh Ketua Pusat Studi Indo-Pasifik Universitas Cenderawasih, Dr. Melyana R. Pugu,SIP.,M.Si. Dalam sambutannya menyampaikan bahwa Kawasan Indo-Pasifik semakin menjadi pusat perhatian dalam dinamika geopolitik dan geoekonomi global. Indonesia sebagai negara kepulauan terbesar di dunia, memiliki peran strategis dalam kawasan ini.
Selanjutnya Dr. Melyana mengatakan Papua dengan Ietaknya yang berada di bagian timur Indonesia dan berbatasan langsung dengan Samudera Pasifik, memiliki posisi yang sangat penting dalam konteks konektivitas, keamanan, serta ekonomi kawasan dalam beberapa tahun terakhir.
Berbagai kebijakan regional dan global telah menyoroti pentingnya Papua sebagai jalur perdagangan. Dengan memiliki sumber daya alam yang melimpah serta berada di kawasan strategis memiliki potensi besar dalam mendorong kerja sama regional. Oleh karena itu, penting untuk memahami bagaimana Papua dapat berperan dalam pusaran Indo-Pasifik serta bagaimana strategi nasional dapat dioptimalkan guna meningkatkan posisi strategis Indonesia di kawasan ini, ungkapnya.
Selain itu, Konvensi Nasional XV yang diadakan oleh Asosiasi Ilmu Hubungan Internasional Indonesia (AIHID) pada November 2024 di Jayapura, dengan peserta 74 akademisi dari 45 perguruan tinggi membahas isu-isu strategis khususnya terkait ekonomi dan keamanan di kawasan Indo-Pasifik. Diskusi ini menekankan pentingnya peran Papua dalam konteks tersebut, mengingat posisinya yang strategis dan potensi ekonominya.
Dr. Melyana Pugu berharap dengan adanya perspektif sosial dan budaya akan menguatkan hubungan lintas batas Papua dan PNG. Keduanya memiliki keterikatan budaya dan etnis yang erat, terutama di daerah perbatasan seperti Wutung-Vanimo dengan adanya transportasi darat yang lebih baik, interaksi sosial dan pertukaran budaya akan semakin meningkat. Jalur darat juga mempermudah akses pendidikan dan layanan kesehatan lintas negara.
FGD ini dihadiri oleh akademisi dan peneliti di bidang hubungan internasional, ekonomi, dan pertahanan. Hadir juga perwakilan pemerintah termasuk Kemenkopolhukam, Kementrian Luar Negeri, pelaku usaha dan investor yang berkepentingan dalam pengembangan Papua, tokoh masyarakat dan perwakilan dari komunitas di Papua.
Narasumber FGD terdiri dari Marsma TNI. Parimeng, S.Pd, MIR, CTMP. (Asdep Kerjasama Pasifik,Oceania dan Afrika Kemenkopolhumkam), Adi Zulfuat (Direktur Asia, Pasifik dan Afrika, Kemlu RI), Tangkuman Alexander Immanuela (Kepala Konjen RI Vanimo, PNG), Veronika Wally, S.HI,M.IR.NS ( Kepala Bidang Hubungan Kerjasama BPKLN Prov. Papua), Matius Pawara, S. Sos.,M.Si (Kepala Badan Pengelolaan Perbatasan Kota Jayapura), George Waromi (Direktur PT. Youtefa Permai), Pelaku Ekspor Impor dan Ronald Antonio Bonai (Ketum KADIN Papua). ***
Penulis : Meland Wambrauw
Editor : MS/YT
Foto : Humas HI Fisip Uncen