Setiap tanggal 21 April diperingati Hari Kartini, hari lahirnya Raden Ajeng Kartini, 21 April 1879. Kartini dikenal sebagai pelopor kebangkitan perempuan pribumi dan semasa hidupnya beliau senantiasa mengajak kaum wanita untuk terus meraih mimpi dan cita-cita.
Hal ini terungkap ketika membacakan Sejarah Kartini saat peingatan Hari Kartini oleh Dharma Wanita Persatuan Universitas Cenderawasih yang diperingati pada Sabtu,( 4/5 ) di ruang pertemuan FKM, Kampus Uncen Abepura.
Perayaan Hari Kartini diisi dengan Seminar tentang “Toxit of Ager” atau “Racun Kemarahan” dan” Lomba busana Daerah”.
Pembantu Rektor I, Dr. Onesimus Sahuleka, M.Hum , mewakili Pembina DW Persatuan Uncen dalam sambutannya menyampaikan pesan kepada segenap anggota DW untuk meningkatkan emamsipasi wanita seperti yang sudah diajarkan oleh Raden Ajeng Kartini dan terus meneladani perjuangan Kartini yang tak pernah berhenti untuk mengeyam pendidikan.
“ Bahwa wanita harus bisa melanjutkan cita-cita RA Kartini”, kata beliau
Beliau juga mengapresiasi akan para wanita dalam hal ini anggota DW persatuan Uncen yang walaupun disibukkan dengan pekerjaan di kantor serta mengurus keluarga tetapi senantiasa menghormati suami, tidak sombong bahkan tetap tunduk pada suami.
Sebagai puncak perayaan Hari Kartini, talah dilaksanakan Seminar dengan topik “Racun Kemarahan “, Nara Sumber ,ibu Erlin Situmorang (Dosen pada Ilmu Keperawatan –FK).
Menurut Erlin bahwa kebiasaan marah-marah akan membuat diri kehilangan harga diri dan simpati dari orang lain. Sebab orang yag suka marah-marah identic dengan kepribadian yang tidak memiliki kasih sayang, toleransi, empati, serta tidak dapat dipercaya untuk menciptakan energy damai dan nyaman terlebih akan dapat meracuni kesehatan tubuh sendiri.
“DIBUTUHKAN KOMITMEN DARI IBU-IBU UNTUK MENGHINDARI KEMARAHAN”, imbuhnya.
Selanjutnya dalam peragaan busana sebanyak 20 orang ibu-ibu tampil memperagakan busana yang dikenakan dari berbagai kebudayaan dan berhasil sebagai pemenang adalah :
Juara 1 : Ibu Yanike Samori yag mengenakan busana Asmat, (FISIP)
Juara 2 : ibu Nurhayati Pelupessi mengenakan busana Makassar,(FH)
Juara 3 : Ibu Elieser yang mengenakan busana Toraja, (FK)
Sementara itu Ketua DW Persatuan Uncen, Ibu Ade Safanpo, juga tampil mempesona dengan busana Asmat namun tidak sebagai peserta lomba.
Sebagai ketua, beliau berharap perayaan Hari Kartini dapat memberikan nilai tambah bagi ibu-ibu anggota DW dan tetap saling menjaga kekompakan dalam organisasi. (rs)