Rabu 20 Juli 2022. Menggandeng musisi anak jalanan sebagai bentuk apresiasi terhadap keberadaan mereka yang juga merupakan asset bagi pembangunan masa depan Papua, KOREM 172/PWY bersama Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Uncen dan PHRI Kota Jayapura menggelar Festival Musik Anak Jalanan yang berlangsung selama dua hari (20-21 Juli 2022). Acara ini digelar di halaman Gedung Auditorium Universitas Cenderawasih. Dihadiri oleh Pembantu Rektor IV Dr. Fredrik Sokoy, S.Sos., M.Sos. mewakili Rektor Uncen, Komandan Korem 172/PWY, Brigjen TNI Jointa Omboh Sembiring, S.H.,S.E., M.M. dan Dekan FKIP Yan Dirk Wabiser, S.Pd., M.Hum.
Dekan FKIP diawal acara menyampaikan bahwa Generasi Muda Itu Penting. Bagi kami dalam perspektif pendidikan, mereka sebagai anak jalanan ini hanya kurang beruntung dalam ruang dan peluang waktu. Namun ruang dan waktu itu tidak pernah akan hilang begitu saja, selagi setiap hari matahari masih terbit dari ufuk timur dan terbenam di barat. Esok pagi pasti akan terbit lagi sehingga harapan untuk berubah itu tetap dan pasti ada untuk semua orang, termasuk bagi adik-adik sebagai anak jalanan.
Lebih lanjut dikatakannya bahwa tugas kita semua secara bersama-sama untuk membimbing mereka agar melakukan kegiatan-kegiatan positif, sehingga visi masa depannya yang sudah kabur bahkan mungkin hilang karena putus harapan dapat terbangun kembali, tumbuh dan berkembang sesuai minat dan bakat yang dimiliki. Sekali lagi ini tugas kita, tegasnya. Karena anak-anak jalanan yang berusia muda saat ini, juga merupakan asset masa depan bagi pembangunan tanah Papua dan juga bagi bangsa dan negara.
Di mata Yan Dirk, Generasi muda saat ini penting baginya apalagi dalam dinamika dan perkembangan penduduk saat ini di Indonesia dan secara khusus di provinsi Papua, kita sedang diperhadapkan dengan peluang untuk mendapatkan Bonus Demografi yang diperkirakan terjadi antara tahun 2030-2035 menuju perwujudan Generasi Emas Papua tahun 2045 pada saat 100 tahun Indonesia Merdeka.
Bonus Demografi yang dimaksud Yan Dirk adalah keuntungan yang akan diperoleh negara karena memiliki proporsi jumlah penduduk usia produktif yang besar (usia 15-64 tahun). Kelompok usia ini memberikan dampak positif, yaitu : Pertama kemajuan ekonomi, dimana kondisi ketika penduduk usia produktif usia 15-16 tahun mampu mencukupi kehidupannya sendiri bahkan dapat menopang penduduk yang tidak produktif (usia 0-14 tahun) dan tidak lagi produktif (usia > 64 tahun). Dan Kedua peningkatan peluang dan kesempatan kerja sehingga banyak sumber daya yang dapat dimanfaatkan.
Hal ini berarti adik-adik semua sebagai generasi pemanfaat peluang Bonus Demografi dapat menikmati kehidupan yang layak sebagai seniman. Apabila kelak melangkah dalam kehidupan berkeluarga akan dilakukan dengan terencana karena sudah punya penghasilan tetap sebagai seniman, ujarnya kepada para peserta. Dengan demikian terwujudnya keluarga yang sejahtera, akan melahirkan pula anak-anak Generasi Emas Papua pada tahun 2045 yang berkualitas.
Hal ini bagi saya penting, karena merupakan simpul pergerakkan kita bersama, bagaimana generasi baru berkumpul sama-sama untuk mengirim pesan kepada kita semua melalui music terkait semangat membangun Tanah Papua yang harus dan terus maju sebagaimana pagelaran fertival yang dilakukan mulai hari ini.
Sebagai pribadi dan Dekan FKIP, saya menyampaikan terima kasih kepada pihak KOREM-172/PWY yang telah berkolaborasi bersama kami dari Fakutas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) UNCEN dan juga pihak PHRI Kota Jayapura untuk bersama-sama dalam penyelenggaraan festival ini, ujar Dirk Wabiser.
Pesannya dan harapannya secara khusus kepada semua peserta festival untuk bisa tetap terus berkreasi dan berkarya melalui seni musik dengan suara yang merdu sebagai modal masa depan untuk kehidupan yang lebih baik. Kami di sini dan mereka yang peduli untuk membangun generasi masa depan Papua akan terus mendukung dengan semangat kebersamaan sebagaimana ditunjukkan dalam penyelenggaraan festival hari ini. “Kita bisa dan kita semua bisa, adik-adik luar biasa”, tegasnya mengakhiri. ***
(Naskah : Irja, Edit : Yani)