Warta Uncen

Natal Uncen : “Kasih Kristus Membawa Terang dan Harapan di Lingkungan Uncen untuk Kemajuan Papua”.

Rabu, 11 Desember 2024. Keluarga Besar Universitas Cenderawasih melaksanakan ibadah perayaan Natal di Auditorium Uncen. Ibadah dipimpin oleh Yuliana R. Yabansara, S.Si., M.Si. Refleksi Firman oleh  Pdt. Nelson Kapitarauw, S.Th., MM.

Perayaan Natal Uncen Tahun 2024 ini pelaksananya adalah dari Fakultas MIPA. Sebelum ibadah dimulai, Ketua Panitia Dr. rer nat. Henderite Loisa Ohee, M.Si. melaporkan bahwa panitia telah melakukan kunjungan kasih ke Panti Werda Pos 7 Sentani, dan Panti Asuhan Putri Kerahiman pada Hari sabtu 7 Desember 2024. Hari berikutnya di Minggu 8 Desember, panitia juga melakukakn pelayanan kasih kepada pensiunan Uncen yang disponsori oleh Bank BNI Jayapura. Panitia mendapat dikungan dana dari Mitra Kerja dan Pemerintah Daerah.

Selanjutnya, refleksi Natal oleh Pdt. Nelson disampaikan berita keselamatan dari Kitab Lukas 2 : 8 – 20  tentang “Gembala-gembala”. Bahwa para gembala pada malam itu adalah orang-orang pertama yang mendapat berita keselamatan dari seorang malaikat Tuhan tentang lahirnya Juruselamat. Allah memilih para gembala karena Allah solider kepada orang-orang sederhana yang terpinggirkan dalam kasta sosial masyarakat. Juruselamat lahir di Kota Betlehem yang sudah dinubuatkan dalam Mikha 5 : 1. Tema Natal Nasional adalah Marilah Kita Sekarang Kita Pergi Ke Betlehem, berdasarkan apa yang dilakukan oleh para gembala yang menerima kabar keselamatan dari malaikat Tuhan.

Pelayan Firman mengenal beberapa dosen Uncen yang juga merupakan Majelis Jemaat di gereja masing-masing, dari mimbar pelayanan Ia mengungkapkan kekaguman akan hal itu. Selain melaksanakan pekerjaan yang Tuhan berikan sebagai dosen untuk mengajar mahasiswa di kampus, merkajuga menerima panggilan untuk melayani pekerjaan Tuhan di jemaat.

Pesan yang ingin disampikan dari Kitab Lukas itu kepada civitas Akademik, yaitu ; 1. Tuhan memanggil mendekat kepada-Nya. Apapun kesibukan kita, jangan abaikan suara Tuhan yang memanggil kita. 2.  Respon cepat kepada kasih karunia Allah. Ada banyak waktu tapi hanya satu kali kesempatan.  Guru besar akan pensiun di usia 70 tahun, berarti siapa saja yang menjadi dosen saat ini haru mengabdi dengan baik karena ini kesempatan untuk mengajar sebelum pensiun. Mahasiswa juga harus belajar dengan baik, agar bisa cepat selesai untuk meraih cita-cita. 3. Betlehem menjadi simbol baru bagi Uncen. Nilai kasih dan kebaikan serta terang Kristus hendaknya bisa dijalankan di universitas ini. Mahasiswa yang datang untuk kuliah, dididik dengan kasih dan kebaikan Tuhan. Anak-anak Papua dibuat cerdas untuk membangun Papua.

Usai Ibadah, Rektor Uncen Dr. Oscar Oswald Wambrauw, S.E., M.Sc.Agr, menyampaikan bahwa dari tema dan sub tema Natal, hendaknya kita selalu memandang kepada Tuhan dalam pengabdian dan pelayanan kita di Uncen. Kita tingkatkan semangat dalam berkarya dan berinovasi  sehingga dapat terus menghasilkan SDM yang unggul. Dari dinamika perkembangan pemerintahan yang ada sampai kepada perkembangan pendidikan di perguruan tinggi, uncen akan selalu berhadapan dengan tantangan, namun kita harus tetap siap hadapi dan tetap fokus meningkatkan pelayanan untuk capaian indikator  kinerja utama perguruan tinggi. Penyampaian refleksi Firman Tuhan oleh hamba Tuhan menjadi motivasi untuk kita yang bekerja di lembaga yang kita cintai ini untuk masa depan Papua.

Prof. Balthazar Kambuaya, MBA yang juga hadir menyampaikan terimakasih kepada keluarga besar Uncen termasuk yang beragama muslim yang berkenan hadir pada perayaan natal Uncen. Kebersamaan dalam keberagaman serta saling menghormati dan mengasihi harus kita jaga dengan baik.

Lebih lanjut Prof. Berth menjelaskan bahwa titik sentral dari perayaan Natal adalah Kasih. Alkitab mencatat “ Karena Begitu besar Kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal untuk menyelamatkan kita. Kasih itu diikuti dengan pengorbanan, pengorbanan yang dilakukan sendiri oleh Allah.  Pengorbanan Pertama, Allah merendahkan diri-Nya datang ke dunia sebagai Raja dengan lahir di kandang. Pengorbanan harga diri-Nya sebagai Raja Damai. Kemudian pengorbanan yang kedua, kematian di atas kayu salib. Itu semua dilakukan karena Kasih-Nya kepada kita orang-orang yang berdosa ini. Tuhan melakukan ini untuk semua suku bangsa di dunia.

Pesan Ketua Senat Uncen terhadap keberadaan semua orang yang ada di universitas ini, mari kita ambil teladan Kasih yang ditunjukan Allah. Prof meminta kepada semua dosen dan pegawai yang bekerja di lembaga ini, kita ada disini juga diutus Tuhan untuk melaksankan tugas demi kemanusiaan, melayani manusia, membentuk manusia menjadi manusia. Kalau kita bekerja tidak berdasarkan Kasih itu, kita tidak akan melakukan tugas kemanusiaan itu dengan baik. Jadikanlah Yesus sebagai Row Model dalam pelayanan kita kepada mahasiswa.

Prof. Kambuaya yang pernah menjabat sebagai rektor uncen meminta para dosen untuk  menerima tugas sebagai majelis di gereja masing-masing. Hal itu dimaksudkan agar ada pengaruh dari sisi rohani yang bisa didapat oleh dosen. Kepada mahasiswa juga diminta jadi pengasuh atau guru sekolah minggu, aktif dalam pelayananan pemuda di gereja juga. Aktif di gereja akan menumbuhkan Kasih yang telah diteladani oleh Yesus Kristus. Ia bercerita bahwa ketika masih menjabat sebagai rektor, setiap Minggu pagi dirinya akan menjadi guru sekolah Minggu. Jadi dari hari Senin sampai Sabtu menjalankan tugas sebagi pimpinan universitas dan dosen di kampus, dui Hari Minggu mengajar anak-anak  tentang Iman Kekristenan di gereja.

Ibadah Perayaan Natal Uncen ini dihadiri oleh keluarga besar Uncen dari pimpinan, dosen , pegawai, dan mahasiswa. Dihadiri juga oleh para mitra kerja dari perbankan, perhotelan, dan BUMN. Ibadah dan perayaan juga diisi oleh  Paduan Suara dari beberapa fakultas, Dharma Wanita, Akustik dari pemuda gereja. ***

(humas uncen)

Loading

Tags