Fitrine Christiane Abidjulu , mahasiswa Program Pascasarjana Angkatan 2019 berhasil meraih gelar doktor setelah melalui proses Sidang Terbuka Promosi Doktor pada Program Doktor Ilmu Sosial, Program Pascasarjana Universitas Cenderawasih pada Senin, 10 Februari 2025.
Sidang ini berlangsung di Grand Abe Hotel Jayapura dan dihadiri oleh berbagai pihak yang berperan dalam proses akademis tersebut. Fitrine yang juga merupakan Ketua Prodi Illmu Kesejahteraan Sosial, Jurusan Sosiologi pada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Cenderawasih, memaparkan disertasinya dengan penuh keyakinan dapat mempertahankan hasil peneltiaannya.
Sidang promosi doktor tersebut dipimpin oleh Prof. Dr. Drs. Akbar Silo, MS selaku ketua sidang, didampingi oleh Promotor, Prof. Dr. Avelinus Lefaan, M.S., dan Co-promotor Dr. Agustina Ivonne Poli, M.Si., Dr. Usman Pakasi, M.Si.
Dalam sidang tersebut, Fitrine Christiane Abidjulu mempresentasikan disertasinya yang berjudul Peran Ganda Perempuan dalam Pengelolaan Konflik Keluarga pada Masyarakat Multikultural di Kota Jayapura, Papua.
Disertasi ini memaparkan bagaimana perempuan memainkan peran sentral dalam pengelolaan konflik keluarga di tengah keberagaman budaya yang ada di Kota Jayapura. Proses ini mencakup analisis terhadap tantangan yang dihadapi perempuan yang mengemban peran sebagai ibu, istri, dan anggota masyarakat dalam menghadapi perbedaan kultural, serta peran mereka dalam menciptakan keharmonisan dalam keluarga.
Subjek utama penelitian yang dilakukan oleh promovenda adalah perempuan yang bekerja. Sebagaimana yang dipresentasikan bahwa subjek sebagai informan adalah perempuan yang menikah, bekerja di ranah publik dengan range waktu 8-16 jam. Subjek berasal dari berbagai suku, dan agama, memiliki atau tidak memiliki anak.
Data yang didapat dari para informan kemudian dikonfirmasi kepada subjek lainnya yang merupakan suami dari para informan dengan sampel 10 orang dari 20 informan. Dari angka ini promovenda yang merupakan seorang dosen pada Jurusan Sosiologi Fakutas Ilmu Sosial Ilmu Politik lebih mengutamakan kualitas data dari pada jumlah informan.
Peran ganda perempuan yang dimaksudkan adalah peran ranah domestik, dan ranah publik. Kedua peran ini dijalankan oleh perempuan sebagai bagian dari tanggung jawab di dalam keluarganya.
Dalam ranah domestik, peran yang dijalankan perempuan cenderung dianggap kewajiban alamiah yang dilakukan secara sukarela. Bahkan dilihat melekat dalam sistem sosial. Namun pemicu konflik dapat terjadi apabila tugas domestik digabungkan dengan tugas di luar rumah.
Peran ranah publik, dijalankan oleh perempuan untuk menunjang kebutuhan ekonomi keluarga. Selain itu sebagai bagian dari aktualisasi diri pribadi. Para informan juga menyadari bahwa peran yang dijalankan di luar rumah sangat berpotensi menciptakan konflik dalam keluarga. Oleh karena itu pada umumnya strategi menjaga komuikasi yang baik dengan suami dan anak-anak meski masih di tempat kerja perlu dilakukan.
Dalam presentasinya, Fitrine berhasil menjawab pertanyaan-pertanyaan yang diajukan oleh para penguji selama lebih dari dua jam. Kemampuannya untuk memberikan klarifikasi yang jelas dan mendalam terhadap setiap pertanyaan membuatnya lulus dengan predikat yang sangat memuaskan. ***
(pw)