Jayapura, – Perpustakaan Nasional Republik Indonesia bekerjasama dengan Perpustakaan Daerah Provinsi Papua dan Universitas Cenderawasih mengadakan acara “Sosialisasi Advokasi Transformasi Perpustakaan Umum Berbasis Inklusi Sosial di Papua & Papua Barat”, pada Kamis 01 Agustus 2019 di ruang rapat Rektorat Universitas Cenderawasih.
Dalam sambutannya Pembantu Rektor I Uncen, Dr. Onesimus Sahuleka, SH., M.Hum. mewakili Rektor menjelaskan bahwa Perpustakaan merupakan jendela ilmu dan salah satu jalan untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Perpustakaan juga merupakan jembatan antara pembaca dan aplikasi literatur. Dalam membangun kualitas SDM yang baik, minat baca juga harus ditingkatkan untuk mengikuti dinamika dan perkembangan teknologi. “Saat ini Perpustakaan bukan hanya penyedia buku-buku, tetapi juga sebagai sarana yang menjembatani para pembaca dengan hasil-hasil tulisan serta penelitian menjadi suatu ilmu yang bisa ditransfer, diaplikasikan dan bermanfaat bagi seluruh masyarakat,” ujar Beliau.
Deputi Bidang Pengembangan Sumber Daya Perpustakaan Nasional RI, Dra. Woro Titi Haryanti, MA membuka acara dengan menjelaskan bahwa Transformasi Perpustakaan berbasis inklusi sosial berarti harus memberikan ruang akses informasi yang sama kepada seluruh masyarakat. “Di Era Digital saat ini, Pustakawan juga memiliki peranan yang penting untuk ikut berpartisipasi melakukan perubahan dan pendekatan sosial dalam menyediakan informasi. Karena perubahan akan terjadi jika dibantu dan difasilitasi,” ungkap beliau.
Materi Sosialisasi disampaikan oleh Akademisi Universitas Indonesia, Dr. Dra. Luki Wijayanti, SS., M.Hum., Pemerintahan Perpustakaan Daerah Kabupaten Mimika, Yopie Toisuta, dan Pendiri Perpustakaan Seroja Kelurahan Koperapoka yang merupakan lulusan Universitas Cenderawasih 1991, Hermina. Peserta yang hadir pada acara ini adalah para Pustakawan daerah provinsi Papua, pustakawan, staff, dan mahasiswa Uncen beserta perwakilan dari Perguruan Tinggi Swasta Jayapura.
Perpustakaan Seroja merupakan salah satu contoh perpustakaan kampung yang sudah membawa dampak yang baik dan bermanfaat bagi masyarakat, khususnya kelurahan Koperapoka. Ibu Hermina membagikan kisah beberapa anak yang mendapatkan manfaat dari Perpustakaan yang didirikannya. Seperti contoh, Susan Rumainum (15) yang merupakan Siswa SMK kelas 3 yang berhasil memperlancar Bahasa Inggris di Perpustakaan Seroja dan akan masuk di Universitas luar negeri. Glen Refwalu (10) yang saat ini sudah lancar membaca setelah mengikuti kelas membaca gratis di perpustakaan seroja.
Ibu Hermina melakukan berbagai terformasi berbasis inklusi sosial di perpustakaan miliknya dengan membuka kelas membaca, kelas bahasa inggris, kelas komputer, menerima relawan, dan lainnya. Ibu hermina menjelaskan bahwa untuk menumbuhkan minat orang-orang disekitarnya untuk datang dan mulai memiliki minat baca, butuh pendekatan sosial, perjuangan, usaha, dan kreatifitas yang disesuaikan dengan kebutuhan masyarakat sekitarnya. (ST)