Universitas Cenderawasih dalam hal ini Unit Pelayanan Teknis (UPT) Museum Uncen menjalin kerjasama dengan Tracing Patterns Foundation tentang hibah benda – benda kebudayaan material Papua, foto dan rekaman suara koleksi Tracing Patterns Foundation (Arsip Hampton) yang ditandai dengan penandatanganan dokumen Memorandum of Understanding (MoU) oleh Presiden Direktur Tracing Patterns Foundation Dr. Sandra Sardjono, Ph.D dan Rektor Universitas Cenderawasih Dr. Oscar O. Wambrauw, SE.,M.Sc.Agr pada hari Kamis (12/01/2023).
Tindak lanjut dari MoU adalah dengan penandatanganan Perjanjian Kerjasama (PKS) oleh peneliti dari Tracing Patterns Foundation Dr. Christopher Buckely, Ph.D dan Pembantu Rektor 4 Bidang Kerjasama Dr. Fredrik Sokoy,S.Sos.,M.Sos di UPT Museum Uncen, Kampus Abepura dihari yang sama.
Menurut Sandra Sardjono tujuan menghibahkan koleksi Hampton ini sebenarnya untuk “menyelamatkan” karena Tracing Patterns tidak memiliki tempat penyimpanan koleksi yang memadai. Selain itu dengan menghibahkan koleksi Hampton pada Museum Uncen merupakan wujud dari cita-cita Dr. O.W Hampton agar koleksinya ini bisa menjadi media pembelajaran (teaching collection) bagi banyak orang.
Dr. O.W Hampton sendiri adalah seorang peneliti yang mengumpulkan benda-benda kebudayaan material di dataran tinggi Papua selama kurun waktu 18 tahun (1982-1999). Ada sebanyak 1000 artefak yang digunakan dalam kehidupan sehari-hari masyarakat Papua. Dari 1000 artefak ini terdiri dari benda-benda ritual yang meliputi perkakas batu, asesoris dan bahan tekstil yang sangat langka, seperti kain jaring laba-laba dan tas serat yang dilingkarkan.
Selain itu, ada lebih dari 20.000 slide dokumentasi foto berwarna, 200 rekaman suara pada kaset yang dibuat di lapangan dan catatan penelitian cermat lainnya.
Dr. Fredrik Sokoy,S.Sos.,M.Sos, yang juga seorang antropolog saat beramahtamah didampingi oleh Kepala UPT Museum Drs. Agus Samori,M.Si dan Kurator Museum Uncen Endrico Kondolongit mengatakan bahwa museum ini ramai dikunjungi masyarakat khususnya para pelajar dari tingkat SD, SMP, SMA, mahasiswa bahkan peneliti lokal dan mancanegara.
“Karena mata kuliah etnografi itu selalu kami ajarkan dan menggunakan fasilitas ini maka tentu benda-benda yang dihibahkan dari koleksi Hampton akan menjadi materi tersendiri yang akan menjadi materi baru dalam pelajaran etnografi”, Dr. Sokoy menambahkan.
Koleksi Hampton kini sedang dalam proses pengiriman dari USA ke Papua, untuk selanjutnya akan menjadi benda koleksi milik UPT Museum Uncen dan siap untuk dipamerkan.
(Pity/ Lisa)