Selasa, (11/10/22) United States Embassy yang diwakili oleh Ibu Reny berkesempatan mengujungi Universitas Cenderawasih. Kunjungannya ke Uncen ini digunakan untuk mensosialisasikan program Young Southeast Asian Leaders Initiative-Professional Fellows Program (YSEALI-PFP) dari US Embassy kepada civitas akademika Uncen, yang dilaksanakan di lantai 3 gedung rektorat Uncen. YSEALI-PFP adalah program tentang beasiswa singkat (short course). Tentunya ini sangat sejalan dengan program pemerintah Indonesia yaitu Merdeka Belajar-Kampus Merdeka (MB-KM).
Dalam presentasi nya mengenai program YSEALI-PFP, ibu Reny menjelaskan bahwa program ini secara penuh disponsori oleh American Councils dibawah USA Departement of State dan diikuti oleh 11 Negara se-Asia Tenggara termasuk Timor Leste. Ada empat bidang ilmu yang ditawarkan untuk kategori Academic maupun Professional fellows yaitu civic engagement, economic empowerment, governance and society, and sustainable development dan the environment.
Untuk kategori Academic syarat peserta berusia 18-25 tahun dan kategori professional fellows berusia 25-35 tahun. Hal Baiknya adalah dari kedua kategori tersebut tidak ada syarat spesifik yang harus dipenuhi. Para kandidat tidak diharuskan memiliki sertifikat TOEFL atau IELTS.
Pascalina V.S. Sesa seorang tenaga pengajar/ dosen di Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) adalah salah satu civitas akademika yang beruntung pernah mengikuti kegiatan ini. Dalam kesempatan berbeda, Pascalina berbagi pengalamannya ketika mengikuti program YSEALI-PFP pada bulan Juni-Juli 2022 atau sekitar 6 minggu di Amerika Serikat. Dari ke-empat bidang yang ditawarkan pascalina berpartisipasi dalam bidang/ tema economic empowerment sesuai dengan bidang yang selama ini ia geluti.
“Saya mengetahui informasi tentang Program YSEALI ini dari info session yang pernah disampaikan oleh beberapa teman jejaring alumni yang ada di Jayapura, kemudian saya mencoba mendaftarkan diri pertama kali tahun 2020 tapi belum lulus. Kemudian saya mencoba lagi mendaftarkan diri pada program yang sama di tahun 2021, dan ternyata saya lulus sebagai penerima beasiswa singkat (short course) untuk program ini bersama 15 kandidat lainnya yang berasal dari Indonesia”, kata pascalina.
Setelah dinyatakan lulus para peserta langsung didata dan dibekali dengan pengetahuan umum yang dilakukan secara online, seperti seminar kepemimpinan yang diikuti oleh fellow se-Asia Tenggara dan Timor Leste dengan total 100 org peserta untuk kemudian berangkat ke Amerika pada bulan Juni 2022.
Selama enam minggu di Amerika, peserta dari bidang economic empowerment yang berjumlah empat orang dari Indonesia berkesempatan mengikuti minggu pertama orientasi program di San Diego bergabung bersama peserta dari Negara lain. Kegiatan orientasi diisi dengan perkenalan mengenai aktivitas economic empowerment di San Diego di bawah San Diego Council (Pemerintah Kota San Diego) dan melakukan visit ke beberapa tempat salah satu nya berkunjung ke unit strategis binis dari University of San Diego. Selanjutnya peserta terbagi ke berbagai negara bagian untuk penempatan dalam fellowship program dengan partner dari organisasi pemerintah hingga organisasi swasta.
“Saya penempatan di Austin, Texas selama empat minggu, disana kami difasilitasi oleh partner lama dari American Council yaitu Texas Global dibawah University of Texas pada organisasi bernama BiG AUSTIN yang bergerak dibidang financial support untuk start up (UMKM) dan literasi keuangan untuk anak-anak muda dan perempuan. Selama di Texas kami tinggal di asrama mahasiswa dari University of Texas, dilibatkan dalam kegiatan volunteer di gereja dan merasakan pengalaman untuk di pasangkan dengan house family yang ada. Diminggu terakhir kegiatan diisi dengan fellow conference di Washington DC”, ungkap Pascalina.
Selain sejalan dengan program MB-KM pemerintah Indonesia, program ini juga merupakan pertukaran budaya bagi negara-negara peserta dengan Amerika Serikat. Para peserta ataupun alumni juga diharapkan dapat memberi kontribusi dalam komunitas dengan melakukan project perubahan yang merupakan keberlanjutan dari program ini. Peserta/ alumni selanjutnya akan tergabung di bawah jaringan alumni dari Program YSEALI PFP yang setiap tahun melakukan konfrensi antara negara se-Asia Tenggara. Ini merupakan kesempatan untuk para alumni untuk berpartisipasi dan mengembangkan jejaringnya dengan para alumni yang lainnya.
(Penulis: Helisa, Sumber: Pascalina Sesa/ dosen FEB Uncen)